Intip malas terang sinar mentari
Kupaksa kepala kaki berdiri
Berat mata tutup 4 jam
Dimana kutinggal rokok-ku semalam?
Jatuh bangun kuraih sendok nasib-ku
Tak berubah sejak dua tahun yang lalu
Cekung mata kurus kerontang
Kopi mie instan kulit membalut tulang
* Tapi ku (dan kau/ tapi kau)
(Jangan) tidak pernah menyerah
Pantang (diulang) jangan tadahkan tangan
Di hati semua sama tinggi
Atas bawah akan berpindah
Nyanyikan, nyanyikan saja lagi
Suara kita akan terdengar
Terjal aspal debu Kampung Melayu
Kejar metro mini napas diburu
Bergulir roda ke timur Jakarta
Jejak kaki tinggalkan banyak cerita
Wajah letih peluh penuh guratan luka
Bergulat melawan tembok hati manusia
Tak tahan beban tagihan harus terbayar
Terjatuh, limbung, bangkit, Ayo coba!
Back To *
Keruh dalam kelam sampah air Ciliwung
Rentang tangan kaki-mu pendek terkurung
Mengais iba peluh ibu kota
Tantang nasib kapan giliran tiba
Disini banyak tercecer rongsok derita
Tak sedap bau aroma, palingkan mata
Bantar Gebang, Kebon Kacang, Prumpung,
Tanah Tinggi, Priok, Kemayoran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar