kau yang menjenguk aku ketika aku duduk lesu di lantai tlotoar jalan sudirman menghadap dan menatap tong yang penuh berisi surat2 gadai ku
dan disitulah tanggung jawabku tumpah kepada arloji seiko, sepatu loto kaos oblong dros celana kalung platina dan radio ban merek Bantelesonik. aku tidak sinting
*courtesy of Inboxlagu.blogspot.com
kau yang melihatku ketika aku lari dengan kaki kesemutan mengejar perempuan malam sudirman tinggalkan engkua yang nampak bengong disekat angin malan yang membacok tulang
Dan disitulah ku kejar surga semu dari Sumia, Denok, Laila, Majenun, siti saliha, Iinasarina dan warsiah binti eceng gondok wati. aku tidak sinting,
kau yang menyaksikan aku mabuk dan ngecaoruk hingga hampiur disergap petugas pertahanan sipil lantaran saban waktu lupadiri berteriak pidati seperti Kenedi Presiden Dragen yang campanye.
Dan disitulah dendam ku tumbuh subur pada Jonie Worker, esKozi, N-BeNapoleon, Mansien, Martini, Colombus, dan arak tradisional kencing Kuda. Aku tidak sinting.
Kau yang nangis terisak ketika aku dikandangi diseksi tiga, lantaran kelakuanku yang dituduh mengganggu KAMTIBMAS, serta ketika mabuk aku pernah menampar seorang wanita Tua, yang demi Tuhan aku tidak menyangka kalau Ia istri perwira POLISI, aku tidak sinting tetapi celaka apalagi sinting pasti lebih celaka.
Aku tidak sinting tetapi celaka, apalagi sinting pasti lebih celaka…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar